Video122" cara buat penguat input power amplifier - Subwoofer : Psu :https://youtube.co
Berikut adalah skema rangkaian btl transistor. Ini adalah salah satu cara untuk mem-btl power amplifier stereo untuk dijadikan power mono dengan daya watt dua kali lipat. Setelah saya posting cara btl power dengan hanya menggunakan satu resistor, tanpa menggunakan rangkaian apapun. Sekarang saya sajikan bagaimana mem-btl power dengan rangkaian btl. Ada dua macam rangkaian btl yaitu rangkaian btl menggunakan transistor dan IC op amp. Nah yang paling banyak dipasaran adalah jenis rangkaian btl yang menggunakan ic 4558. Untuk rangkaian btl ic 4558 akan saya bahas di next posting berikutnya. Rangkaian btl yang menggunakan transistor ini mungkin jarang anda temukan dipasaran, jadi anda bisa merakitnya sendiri dengan biaya yang murah dan mudah dalam pembuatannya. Karena hanya menggunakan sedikit komponen. Bagaimana skema rangkaian btl transistor ini? Simak lebih lanjut ya. Sebagai alternatif cara mem-btl power amplifier yaitu dengan menggunakan rangkaian btl sederhana, yang hanya menggunakan satu buah transistor jenis NPN yaitu transistor C945 dan beberapa komponen pendukung lainnya. Untuk transistor penguat C945 bisa anda ganti menggunakan jenis transistor NPN lainnya misal transistor C828, C458, C536, C1815 dan tr jenis NPN lainnya yang sejenis. Jadi lebih fleksibel dan mudah bukan he..he..? Karena rangkaian tidak ada dipasaran, maka anda bisa merakitnya sendiri pakai pcb lubang-lubang atau pcb polos kosongan. Sistem kerja rangkaian adalah sebuah penguat biasa yang diambil out positif dan out negatifnya. Yang mana kedua out tersebut yang akan kita umpankan pada sebuah power amplifier stereo L R. Power amplifier yang kita gunakan harus stereo, karena jalur out penguat ada 2 yaitu out + dan out -. Maka nanti kedua out power akan jadi positif dan negatif, yang nantinya akan jadi jalur speaker output. Perlu diperhatikan pada semua rangkaian btl power, jalur koneksi output speaker sudah tidak lagi menggunakan Ground. Tapi jalur speaker btl menggunakan kedua output dari power amplifier tersebut. Untuk tegangan supply rangkaian btl transistor ini bisa pakai tegangan positif dari power amplifier, dengan merubah nilai dari resistor supply rangkaian btl dengan nilai yang besar. Jadi anda tidak perlu lagi membuatkan tegangan supply baru untuk rangkaian ini. Cukup diikutkan tegangan positif dari power amplifiernya. Aman gak mas? Dijamin aman he..he.. Berikut adalah gambar skema rangkaian btl transistor. Daftar komponen R1 = 1K +12V, 3K3 +35V R2, R6 = 3K3 R3 = 220K R4 = 4K7 R5 = 6K8 C1 = 220UF/50V C2, C3, C4 = 1UF/50V ZD1 = ZENER 12V TR1 = C945 P1 = POTENSIO MONO 50K Sudah jelas gambar dan daftar komponen diatas. Silahkan anda teliti dan merakitnya. Untuk komponen R1 ada dua komponen yaitu jika anda menggunakan tegangan supply +12V, maka gunakan R 1K. Tapi jika anda ingin menggunakan supply tegangan diatas 12V atau supply ikut positif power amplifier, maka gunakan nilai R 3K3. Berikut adalah gambar layout pcb rangkaian btl transistor. Desain tidak harus seperti gambar dibawah ini. Gambar ini hanya contoh. Anda bisa mendesain atau merakitnya sendiri sesuai selera, yang penting jalur komponennya benar sesuai skema rangkaian diatas. Gambar diatas adalah contoh layout pcbnya. Jika anda pakai pcb lubang-lubang, maka jalur komponennya gak harus seperti diatas. Anda bisa menyesuaikan sendiri sesuai skema rangkaiannya. Nah setelah gambar skema dan layout pcbnya, Bagaimana jalur koneksi rangkaian btl transistor ini pada power amplifier stereo he..he..? Berikut jalur koneksinya. Silahkan lihat gambar diatas, jalur koneksi output dari rangkaian btl masuk pada jalur input L R. Yang mana pada input L akan jadi input positif dan jalur input R akan jadi input negatif. Jika sudah seperti itu maka jalur outputnya pun juga akan sama jadi out L+ dan out R-. Bagaimana sudah paham? Untuk jalur koneksi tentu saja sudah tidak menggunakan Ground lagi, tapi menggunakan output speaker dari power stereo ini. Mungkin ada yang beranggapan bahwa output speaker pada power btl tidak ada polaritas positif negatifnya? Ini adalah salah. Yang benar adalah pada out speaker power btl tetap akan ada polaritasnya kutub positif dan negatifnya. Tergantung dari jenis out yang diumpankan pada input powernya. Jika outnya positif, maka input power akan jadi positif begitu juga dengan outputnya akan ikut positif sesuai inputnya. Ini juga berlaku untuk channel power lainnya. Jika outnya negatif maka input power akan akan jadi negatif begitu juga outputnya akan ikut jadi negatif sesuai input powernya. Untuk pengaturan besar kecilnya sumber suara pada input power, anda bisa menggunakan potensio mono 50K pada jalur input rangkaian btlnya. Bukan jalur input powernya he..he.. Ingat power amplifier stereo jika sudah di btl akan jadi power amplifier mono. Jadi kalau power sudah di btl, maka jalur out speakernya jangan dikonek ke ground lagi. Hal sepele ini kadang kita lupakan dalam pemasangan out speakernya. Jadi jangan keliru lagi ya. Semoga bermanfaat.
Penguatinput power ampli kenapa di sebut penguat input power ampli karena rangkaian ini bisa menguatkan suara power ampli bahkan suara pada power ampli nya
Kadang kita tidak/belum puas dengan tingkat kerasnya sebuah perangkat audio, Potensio Volume Bass Treble dll semua sudah diputar pada posisi 100%, namun masih saja terasa kurang keras. Seandainya kualitas audio yang lemah itu karena memang keadaan Amplifier/speaker yang memang kecil ... itu sih sudah takdir nya seperti itu... dan biarkan saja nikmati apa adanya ..... Yang akan dibahas disini tentunya untuk perangkat yang sesungguhnya harus mampu mengeluarkan Audio yang menggelegar Amplifier dan Speaker sudah memadai, namun pada kenyataannya tidak bisa demikian. Penyebab lemahnya keluaran audio bisa disebabkan oleh adanya penguatan yang masih kurang kuat sebelum masuk ke Amplifier, mungkin karena pemasangan Tone Control atau Parametrik atau Crossover atau apalah ... jenis jenis pengontrol kualitas audio, bisa juga hanya karena memang masih kurang perangkat penguatnya. Untuk menguatkan sinyal audio agar bisa menghasilkan output di speaker yang mumpuni, bisa dilakukan dengan cara menambah rangkaian Penguat Audio. Rangkaian Penguat Audio bisa menggunakan IC OP-AMP dan yang paling mudah dipelajari para pemula adalah yang menggunakan transistor karena kaki nya hanya ada tiga Menurut yang pernah guruKATRO baca maaf kalau ada yang salah, ada tiga sistem Rangkaian Penguat Transistor, yaitu 1. Common-Base basis ke GND atau menurut bahasa ORANG KATRO, Basis tidak menjadi input maupun output. Input masuk melalui Emitor dan output keluar melalui Kolektor. Tapi katanya disana penguat transistor sistem ini tidak cocok untuk penguat Audio, jadi abaikan saja yah .... orang judulnya diatas hanyalah tentang Penguat Audio 2. Common Collector Kolektor ke GND atau menurut bahasa ORANG KATRO, Kolektor tidak menyalurkan input maupun output. Input masuk melalui Basis dan output keluar melalui Emitor. katanya disana Konfigurasi transistor dengan common collector menghasilkan penguatan arus yang besar. Memiliki impedansi keluaran yang rendah, sedangkan impedansi masukan tinggi. Penguatan daya pada konfigurasi common collector relatif rendah. Penguatan tegangan sangat rendah. Fasa sinyal antara input dan output terbalik inverting. Makanya sistem rangkaian penguat transistor Common-Collector ini sering digunakan pada rangkaian akhir Amplifier, atau katanya juga cocok sebagai buffer penyangga. Coba saja amati sebuah rangkaian Tone Control atau Galaxy atau, pada bagian input banyak yang dipasang penguat jenis Common Collector ini. Input masuk dari Basis lalu keluar melalui Emitor dan baru kemudian masuk potensio kontrol pada Tone Controlterus terang guruKATRO sendiri pada prakteknya sangat jarang memanfaatkan sistem Common Collector ini, karena menurut telinga guruKATRO dengan didukung perangkat yang masih kelas rendah, seperti hampir tidak terasa manfaatnya. 3. Common Emitter Emitor ke GND, atau menurut bahasa ORANG KATRO, Emitor tidak berfungsi sebagai input maupun output. Input Masuk melalui Basis dan keluar melalui Kolektor. Kata yang disana seperti ini Konfigurasi transistor dengan Common Emitter akan menguatkan tegangan dan arus secara bersamaan. memiliki impedansi input yang rendah, sedangkan impedansi output tinggi. Penguatan arus pada konfigurasi Common Emitter relatif besar. Sepertinya sistem penguat nomor 3 itulah yang paling efektif untuk menguatkan sinyal audio, pada Tone Control atau Parametrik atau Galaxy dll, setidaknya ini menurut praktek guruKATRO sendiri kalau keterangan ini keliru, mohon dimaafkan. Karena itu dibawah akan di share contoh beberapa jenis penguat audio sistem Common Emitter dengan masing masing karakteristik outputnya. Yang dijadikan contoh pada gambar dibawah adalah transistor C458, karena sementara ini hasil eksperimen guruKATRO dengan perangkat Audio sistem Amplifier SOCL 504 yang di tambah satu tingkat Transistor Finalnya A1943vs C5200 3 set, dengan sumber audio MP3 Player, speaker 1 buah 15" dan satu buah 12" trafo murni 10A 32VAC yang sudah membuat MCB 900VA turun bila tidak disaring dengan Resistor 33 ohm keatas. eksperimen telah menggunakan C1815, C945, 9014, C829 dan ternyata pada perangkat milik guruKATRO itu, yang paling tidak mudah over-bass maupun over treble adalah C458 sepertinya semua transistor eksperimen itu KW, akhir akhir ini disini sangat sulit mencari yang original Anda bisa eksperimen sendiri dengan berbagai tipe transistor yang lain hingga menemukan yang menurut anda paling cocok. Berikut macam macam rangkaian yang telah guruKATRO coba ketika berusaha menemukan kualitas audio yang diinginkan. 1. Rangkaian Transistor Penguat Audio STANDAR mungkin hanya guruKATRO yang mengatakan standar, itupun hanya karena ukuran ukuran komponen pendukung terutama ukuran Resistor seperti gambar diatas itu yang paling banyak digunakan oleh berbagai produsen perangkat audio portable 2. Rangkaian Transistor Penguat Audio meningkatkan Treble sekaligus menepis over bass Ukuran Resistor FeedBack dari asalnya 560K menjadi hanya 100K, didukung capasitor input hanya dengan menggunakan ukuran 104, maka output audio akan cenderung dominan Treble dan bass terasa kering nendang. 3. Rangkaian Transistor Penguat Audio meningkatkan Super-Treble sekaligus menepis over bass Selain Resistor Feedback dengan ukuran 100K, Resistor supply ke kolektor juga menggunakan ukuran 1K, maka nada tinggi akan terasa sangat terangkat oleh penguat model ini. Bila terjadi hasil masih kurang keras, bisa menambah satu tingkat lagi penguat yang sama. 4. Rangkaian Penguat Audio bila ingin mengutamakan nada menengah MIDDLE Resistor supply ke kolektor menggunakan ukuran 10K agar suara yang dihasilkan lebih keras Resistor FB 100K untuk menepis nada bass Capasitor FB 102 untuk menepis nada treble 5. Rangkaian Penguat Audio bila ingin mengutamakan nada rendah BASS Resistor Supply Emitor menggunakan ukuran 220 ohm untuk mengurangi nada menegah Resistor FB menggunakan ukuran 1 mega ohm untuk menjaga agar nada rendah bisa bebas lewat 6. Rangkaian Penguat Transistor untuk Super Bass Resistor FeedBack menggunakan ukuran 2,2 Mega ohm pasti untuk membiarkan nada rendah bebas keluar Capasitor FeedBack dengan ukuran 102 untuk menepis hampis semua nada tinggi. 7. Rangkaian Penguat Transistor untuk Bass Treble Resistor Supply Emitor menggunakan ukuran 470 ohm agar nada menengah tidak bisa lewat Capasitor Supply Emitor dipasang disini menggunakan ukuran 104 untuk mengangkat nada treble 8. Rangkaian Penguat Transistor sistem Common Collector yang biasa digunakan sebagai buffer sebelum masuk Tone Control Penguat Audio menggunakan Transistor memang bisa menyulitkan bila ingin mengangkat Bass yang aduhai, walau sebenarnya bisa asal mau membuat dengan beberapa tingkat penguatan. Tapi sepengalaman guruKATRO sementara ini, Keuntungannya adalah tidak mudah terkena interferensi sinyal dari luar. Pada awal eksperimen guruKATRO sudah menggunakan penguat IC, 741 baik yang UA - LM dan TL, tapi bila disisi perangkat guruKATRO sambil browsing ..., selama loading halaman internet selalu ada bunyi kretek kretek pada perangkat audio ... setelah dicoba menggunakan transistor ... masalah itu tidak ada lagi itulah lika liku eksperimen guruKATRO, ayo coba ceritakan seperti apa eksperimen yang telah anda lakukan????
Salahsatu skema power built up handal yang hendak kita bagikan adalah power amplier dengan konfigurasi RMS dimana output yang dihasilkan mencapai 400 watt. Rangkaian dari power 400 watt RMS ini cukup mudah dipahami, dengan penataan masing-masing komponen yang efisien sehingga sangat sedikit daya yang terbuang dan menghasilkan output terbaik
Home > Amplifier > 4 Kelebihan Memasang Skema Penguat Input Power Amplifier Daftar Isi1 Pentingnya Penguat Awal Power Ampli2 Skema Penguat awal Power Amplifier3 Keuntungan Menggunakan Penguat Awal / Pre-Amp Pentingnya Penguat Awal Power Ampli Dalam memasang perangkat ampli berkualitas tinggi maka diperlukan pula dukungan beberapa blok komponen yang akan membentuk rangkaian sempurna sehingga menghasilkan suara yang jernih dan bebas noise. Untuk melengkapi Amplifier Audio yang mempunyai watt tinggi, diperlukan desain Preamplifier Berkualitas TinggiPula. Topologi komponen diskrit, menggunakan rel suplai + dan – 24V dipilih, menjaga jumlah transistor seminimal mungkin, tetapi masih memungkinkan noise rendah, distorsi sangat rendah, dan margin kelebihan input yang tinggi. Maka perlu dipilih jenis penguat awal ini sebelum memasuki power amplifier berdaya tinggi, biasanya penguat awal ini dinamakan pula dengan sebutan pre-amp. Jelas, modul yang membentuk pre-amp ini dapat digunakan dalam kombinasi yang berbeda dan menggerakkan amplifier daya yang berbeda, asalkan tahapan berikutnya mampu menghadirkan impedansi input yang cukup tinggi melebihi 10K ohm. Pemasangan pre amplifier jadi sangat penting guna memaksimalkan daya keluaran dari penguat final yang nantinya akan langsung mengangkat speaker, apalagi untuk kegunaan dalam daya yang besar maka diperlukan penguat input power ampli yang bagus. Skema Penguat awal Power Amplifier Mencermati gambar diatas maka kita dapat melihat skema penguat input power ampli yang akan jadi rangkaian ideal untuk dipasangkan pada power ampli dengan daya60-300 watt, hal ini dilihat dari jenis komponen yang dipakai serta tegangan sumber yang memadai untuk proses penguatan di tahap berikutnya. Jika fasilitas Tone Control tidak diperlukan, maka Preamplifier akan dibentuk oleh Modul Utama saja. Inputnya akan dihubungkan ke semacam sakelar pengubah, untuk memungkinkan beberapa perangkat reproduksi audio terhubung, mis. Pemutar CD, Tuner, Tape Recorder, iPod, MiniDisc dll. Jumlah total dan jenis input diserahkan kepada pilihan konstruktor rumah. Output dari Modul Utama akan dihubungkan ke Log 22K. potensiometer gang ganda jika preamp stereo direncanakan. Kabel pusat dan ground dari potensiometer ini harus terhubung ke input power amplifier. Namun jika hendak menggunakan tone control, maka pre-amp ini dapat dipasang sebelum tone control atau sebelum equalizer, sehingga akan memungkinkan untuk memasang beberapa kit sekaligus namun tetap harus diperhatikan apakah itu akan sesuai dengan power ampli yang digunakan nantinya atau tidak. Keuntungan Menggunakan Penguat Awal / Pre-Amp Kita dapat melihat beberapa kelebihan pemasangan pre amp pada rangkaian amplifier, ini akan memastikan semua bagian ampli bekerja dengan baik dan menghasilkan suara yang maksimal meskipun dalam volume kecil, atau ketika di setel pada volume tinggi. Diantara beberapa keuntungannya adalah Memaksimalkan kinerja power amplifierPre amp sebagai pendorong daya yang dihasilkan oleh power ampli agar lebih stabil dan kuatKejernihan audio yang dihasilkan meningkatPada beberapa tipe pre-amp, maka dapat ditambahkan efek bass, treble, atau bagian frekuensi lain yang hendak di boost
bW16m54. 5qyrkj9vi6.pages.dev/605qyrkj9vi6.pages.dev/5365qyrkj9vi6.pages.dev/1955qyrkj9vi6.pages.dev/5145qyrkj9vi6.pages.dev/3615qyrkj9vi6.pages.dev/4205qyrkj9vi6.pages.dev/5455qyrkj9vi6.pages.dev/371
skema penguat input power ampli